Pondok Pesantren Tahfidz al-Qur’an Asnawiyyah (PPTQ Asna) didirikan
oleh H.M. Muchozin dan Hj. Siti Hajar Harni pada tahun 1981 di desa Pilangwetan
Kebonagung Demak. Pendirian pesantren ini pada hakikatnya dilandasi oleh rasa
tanggung jawab pribadi beliau selaku hamba Allah untuk membumikan al-Qur’an
yaitu membentuk atau mempersiapkan manusia yang Akram (lebih bertakwa
kepada Allah SWT) dan Shalih (yang mampu mewarisi bumi ini dalam arti luas,
mengelola, memanfaatkan, menyeimbangkan dan melestarikan) dengan tujuan akhir سعادة الدارين.
Pemberian nama Asnawiyyah merupakan Tafa’ul terhadap kakek
dari pengasuh PPTQ Asna yaitu H.M. Muchozin yang bernama K. Asnawi, seorang
tokoh agama di desa Pilangwetan. Dengan pemberian nama tersebut diharapkan PPTQ Asna kelak menjadi pesantren atau
lembaga pendidikan Islam yang mampu
memberikan sinar pencerahan yang menerangi dan mengarahkan umat dalam menggapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (al-sa’adah fi al-darayn).
PPTQ Asna bermula dari sebuah tempat mengaji bagi pemudi-pemudi
desa Pilangwetan, kegiatan tersebut diasuh secara langsung oleh Hj. Siti Hajar
Harni dengan menempati ruang depan rumah beliau. Hal tersebut berjalan mulai
tahun 1978, hingga pada akhirnya pada awal tahun 1981 ada santri luar
yang ingin belajar al-Qur’an kepada murid Hadrotus Syaikh KH. Arwani
Kudus ini. Karena pada saat itu beliau belum mempunyai tempat untuk para santri
dari luar (santri tetap), maka santri pertama PPTQ Asna tersebut yang tak lain
adalah Musyafa’ah (sekarang menjadi pengasuh PP. An-Nur Mranggen), Hifdliyah
(Sekarang mengelola Yayasan anak yatim-piatu di Semarang), Syarofah( Sekarang menjadi
istri bapak Zuhdi, S.Pd.), Masnu’ah dan Hazinah hanya menempati
kamar kecil satu atap dengan pengasuh.
Setelah beberapa bulan menempati tempat yang sangat sederhana dan
sempit tersebut, akhirnya pada akhir tahun 1981 pengasuh memutuskan
membuatkan rumah tersendiri untuk para santri yang letaknya di belakang rumah
beliau. Rumah kecil cikal bakal asrama santri Asnawiyyah ini mempunyai 1 kamar
tidur, 1 kamar dapur dan ruang tengah dijadikan sebagai musholla. Untuk MCK
para santri masih ikut dengan nDalem. Dari rumah kecil itulah proses ngangsu
kaweruh oleh para santri berjalan dengan khidmat dengan fasilitas
yang serba terbatas.
Seiring dengan perjalanan
waktu, PPTQ-Asna sedikit demi sedikit membenahi dan membangun sarana dan
prasarana baik fisik maupun non fisik, sehingga jadilah PPTQ-Asna yang sekarang
yang telah mempunyai 3 blok bangunan yang bisa disebut dengan 3 komplek untuk
asrama santri Tahfidz dan Non Tahfidz. Di komplek tersebut terdapat Musholla,
Kopontren, Perpustakaan, Kantor Pondok, Kamar Santri dan Kamar MCK.
0 komentar:
Post a Comment