Header

Header



“ Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhori Muslim)

Demikianlah yang disabdakan junjungan kita baginda Nabi Muhammad saw. Kepada kita, umatnya. Belajar Al-Qur’an berada dalam konteks perbaikan internal bagi diri kita, sementara mengajarkannya berada dalam konteks eksternal bagi diri kita, yakni sebagai bentuk usaha dakwah kita kepada sesama muslim.

Untuk mempelajari Al-Qur’an mau tidak mau tahapan awalnya setelah mempelajari cara membaca dan hukum-hukum bacaannya [tajwid]_ adalah menghafalnya. Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu mendekatkan diri kepada Allah melalui kalamNya.

Namun tentunya usaha untuk menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan niat yang lurus dan ikhlas, konsentrasi penuh, serta keistiqomahan dalam menjalani prosesnya. Apalagi godaan di sekitar kita Di zaman penuh penuh kerusakan moral ini merupakan salah satu tantangan besar yang harus dilawan. Demi tercapainya tujuan mulia menghafal Al-Qur’an.

Begitu juga dengan PPTQ Asnawiyyah yang berbasic Al-Qur’an bertujuan melahirkan generasi muslimah yang didadanya terpatri cahaya Al-Qur’an.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam menghafal Al-Qur’an PPTQ Asnawiyyah menggunakan metode bimbingan langsung dari Ibu Nyai Hj. Siti Hajar Harni. Proses bimbingan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


1. Talaqqi 
Dalam dunia pesantren istilah talaqqi disebut juga dengan setoran, unda’an, atau “ngeloh”. Yaitu menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada Ibu Nyai atau intrustuktur tahfidz. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang huffadz dan mendapatkan bimbingan seperlunya.

2. Takrir
Takrir atau deresan yaitu mengulang hafalan atau men-sima’-kan hafalan yang pernah dihafal atau sudah pernah disima’kan kepada Ibu Nyai. Takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Di PPTQ Asnawiyyah, proses takrir dilakukan sehari dua kali yakni ketika pukul 07.30 dan pukul 15.30 dengan cara berpasang-pasangan bersama santri yang lain dan saling mensima’kan.


3. Tartilan
Yaitu takrir hafalan dalam satu kelompok, satu kelompok terdiri dari lima orang, dalam tartilan satu orang membaca satu ayat kemudian estafet sampai ¼ dari juz, tartilan dilakukan setiap senin kamis pagi.

Metode Pendukung
Metode Pendukung dimaksudkan untuk lebih menjaga hafalan para santri. Ada beberapa metode pendukung yang diterapkan di PPTQ Asnawiyyah, diantaranya:


1. Nyetengahke

Yaitu ketika proses talaqqi atau unda’an sudah mencapai setengah dari juz, diwajibkan takrir langsung dengan Ibu Nyai. Namun, dengan catatan tidak boleh ada kesalahan, jika masih ada kesalahan diwajibkan mengulang.


2. Ngejuzke
Proses ini lanjutan dari nyetengahke, yakni ketika proses talaqqi sudah sampai satu juz, yaitu takrir langsung dengan Ibu Nyai satu juz penuh.


3. Tes
Tes berlaku untuk santri yang talaqqinya sudah mencapai lima juz dan kelipatannya. Dengan cara tasmi’, atau disimak oleh jama’ah atau seluruh santri, dari juz awal sampai juz tersebut. jika proses tes tidak berhasil atau gagal maka wajib remidi atau mengulang sampai berhasil.


4. Tasmi’ Estafet
Yaitu sima’an atau takrir estafet per satu halaman samapi dua juz, setiap jum’at pagi ba’da subuh.


5. Tasmi’ Sewelasan
Yaitu Tasmi’ atau takrir berjama’ah menghatamkan 30 juz dengan estafet per satu halaman, setiap tanggal 11 dari bulan qomariyah.


6. Tasmi’ Kubra
Tasmi’ kubro ini maksudnya sima’an wajib bagi seluruh santri pada bulan Syawal, Maulud, dan Sya’ban. Yang disima’kan adalah hasil hafalan yang sudah didapat, misal: Santri A pada bulan Syawal hafalannya sudah sampai 7 juz, maka pada bulan Syawal tersebut wajib tasmi’ 7 juz.


7. Jam’iyah Alumni

Metode takrir estafet tidak hanya berlaku pada santri mukim saja, namun berlaku juga pada santri alumni, metode ini salah satu upaya pesantren untuk menjaga hafalan santri baik yang berstatus mukim maupun non mukim atau alumni.
Jam’iyah alumni ini berlangsung satu lapan sekali setiap hari minggu legi, bergilir dari satu rumah alumni ke rumah alumni yang lain.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top