Header

Header


KESEHATAN DALAM ISLAM
Oleh: KH. Miftahul Huda, M.Ag
( Pengurus Yayasan Asnawiyyah )
Pendahuluan
Kesehatan merupakan istilah atau kata yang tidak asing di telinga kita. Setiap individu manusia pasti pernah mendengar, mengenal dan  mengetahui istilah tersebut serta berharap senantiasa berada dalam keadaan sehat. Ya, kesehatan adalah dambaan setiap insan dan harta yang tiada terkira harganya. Apalah artinya harta yang melimpah, rumah megah, mobil mewah, tubuh gagah, wajah tampan,  istri cantik dan sholihah, jika fisik dan psikis tidak sehat. Seorang muslim juga tidak akan mampu melaksanakan syari’at Islam secara baik dan sempurna jika badan dan jiwanya sedang sakit, bahkan muslim  yang akalnya tidak sehat (غير عاقل) tidak dikenakan taklif, ia terbebas dari hukum Islam.
Berkaitan dengan kesehatan,  agamaIslam menurut imam Asy Syathibi menetapkan bahwa tujuan pokok  kehadiran syari’at Islam adalah untuk memelihara agama (حفظ الدين), memelihara jasmani-rohani (حفظ النفس), memelihara akal (حفظ العقل), memelihara keturunan (حفظ النسل) dan memelihara harta ( حفظ المال).
Kelima  kriteria tersebut dapat dijadikan ukuran apakah syariat (hukum)yang diterapkan itu benar atau tidak. Jika hukum yang dikerjakan ternyata menabrak atau bertentangan dengan salah satu dari lima kriteria tersebut, maka keberadaan hukum tersebut perlu ditinjau kembali.Selain itu, kriteria-kriteria tersebutsangat berkaitan erat dengankesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa  Islam  amat  kayadengan tuntunan kesehatan.Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam telah meletakkan fondasi terpenting dalam membangun dan meningkatkan kualitas kesehatan secara sempurna baik bagi individu maupun masyarakat.
Sebenarnya apa pengertian kesehatan dan bagaimana pandangan Islam mengenai kesehatan ?Dalam tulisan singkat ini akan kita ulas masalah kesehatan dalam pandangan Islam, baik kesehatan dalam tinjauan Al-Qur’an, al-Hadits maupun ulama’.

A.    Definisi Kesehatan 
            Menurut Prof  Dr. M. Quraish Shihab, M.A., paling   tidak   ada  dua  istilah  literatur  keagamaan  yangdigunakan untuk menunjuk tentang  pentingnya  kesehatan  dalam pandangan Islam, yaitu kesehatan, yang terambil dari kata sehat; dan  Afiat.Keduanya  dalam  bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuksehat afiat. 
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata  "afiat"dipersamakan  dengan  "sehat". Afiat diartikan sehat dan kuat,sedangkan “ sehat”  antara  lain  diartikan   sebagaikeadaan  baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Dalam   kamus   bahasa  Arab,  kata  afiat  diartikan  sebagaiperlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala  macam  bencanadan tipu daya. Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperolehsecara  sempurna  kecuali  bagi   mereka   yang   mengindahkanpetunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan berfungsinya  anggota  tubuh  manusia  sesuai  dengan   tujuanpenciptaannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948,  menyebutkan bahwa  kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Dalam Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, disebutkan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiaporang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Majelis  Ulama  Indonesia  (MUI),   dalam MusyawarahNasional  Ulama  tahun  1983  merumuskan   kesehatan   sebagai"ketahanan  jasmaniah,  ruhaniah,  dan  sosial  yang  dimilikimanusia, sebagai karunia Allah  yang  wajib  disyukuri  denganmengamalkan     tuntunan-Nya,  memelihara   danmengembangkannya."       
            
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
1.      Kesehatan fisik,  terwujud apabila semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2.      Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Sedangkan spiritual sehat  tercermin dari cara seseorang dalam menjalankan ibadah dan aturan-aturan agama yang dianutnya.
3.      Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4.      Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial.

C.    Kesehatan Dalam pandangan Islam.
               Sebuah realitas bahwa al-Qur’an diturunkan bukan sebagai buku yang memuat teori kesehatan atau buku yang memuat teori ilmu-ilmu yang lain. Al-Qur’an merupakan kitab yang memuat perangkat aturan untuk menata kehidupan manusia dan ajaran tentang akidah yang benar.Selain itu, al-Qur’an juga merupakan manhaj yang komprehensif, yang menjelaskan segala sesuatu meskipun secara garis besar (global), tidak rinci.
               Dalam konteks  kesehatan  ditemukan  sekian  banyakpetunjuk  al-Qur’an dan al-Hadits  yang pada dasarnyamengarah pada upaya pencegahan.Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Di antara petunjuk tersebut, yaitu:
1.   Kebersihan (النظافة)
Kebersihan menjadi pangkal pokok kesehatan dan membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia.Sebaliknya, kotor dan jorok menjadi pangkal penyakit dan membawa banyak akibat buruk dalam kehidupan. Orang yang dapat menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat (lingkungannya) akan dapat merasakan hidup nyaman. Sebaliknya, kalau orang menganggap remeh masalah kebersihan, maka akan merasa terganggu, baik oleh penyakit maupun akibat buruk lain seperti polusi udara, pencemaran air dan banjir.
Orang yang senantiasa berprilaku bersih dan menjaga kebersihan  secara  tegas  disebutkan di dalam al-Qur’an akan dicintai  Allah.Kebersihan digandengkandengan taubat dalam surat Al-Baqarah (2): 222 yang artinya: “Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertobat,dan senang kepada orang yang membersihkan diri”. Taubat sebagai media kebersihan batiniahmenghasilkan  kesehatan  mental,  sedangkan  kebersihanlahiriah menghasilkan kesehatan fisik.Selain itu al-Qur’an juga mendorong manusia khususnya orang-orang yang beriman agar selalu mencintai kebersihan.Allah berfirman dalam QS. At Taubah (9):108:
ÏmÏù×A%y`Íšcq7Ïtäbr&(#r㍣gsÜtGtƒ4ª!$#ur=Ïtäšúï̍Îdg©ÜßJø9$#ÇÊÉÑÈ
Artinya: “Di dalamnya (masjid) itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”.
               Wahyu  kedua  (atau  ketiga)  yang diterima Nabi Muhammad Saw.adalah:ayat 4-5 Surat Al-Muddatstsir (74), yang artinya: “Dan bersihkan pakaianmu dan tinggalkan segala macam kekotoran”.Perintah tersebut  berbarengan  dengan  perintah  menyampaikanajaran agama dan membesarkan nama Allah Swt.
               Rasulullah juga sangat memperhatikan masalah kebersihan, bahkan Rasulullah  melalui berbagai haditsnya mengajarkan agar umat Islam menjadi pelopor dalam hal menjaga kebersihan, baik kebersihan badan, pakaian, maupun lingkungan. Rasulullah juga sangat menganjurkan umatnya agar memperhatikan hal tersebut dalam beberapa haditsnya, antara lain:
Artinya : “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”
image
Artinya : “Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah saw. bersabda : Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya, shadaqah adalah pelita, sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim)”
               Perintah  menutup  hidangan,  mencuci  tangan  sebelum  makan,bersikat  gigi,  larangan bernafas sambil minum, tidak kencingatau buang air di tempat yang tidak  mengalir  atau  di  bawahpohon,   adalah   contoh-contoh  praktis  dari  sekian  banyaktuntunan Islam dalam konteks menjaga kesehatan.
               Masalah kebersihan sangat diperhatikan di dalam al-Qur’an dengan menekankan kebersihan individu dan kebersihan lingkungan.Berkaitan dengan kebersihan individu,al-Qur’an menekankan urgensi thaharah (bersuci).Setiap muslim yang akan melakukan ibadah, khususnya sholat, thawaf dan menyentuh al-Qur’an disyaratkan melakukan thaharahbaik dari hadats maupun najis terlebih dahulu. Cara bersuci dari hadats besar dengan mandi atau tayamum dan cara menghilangkan hadats kecil dengan wudhu atau tayamum. Sedangkan cara bersuci dari najis  dengan menghilangkan najis yang ada di badan, tempat atau pakaian.Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an, antara lain: 
$pkšr'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#þqãYtB#uä#sŒÎ)óOçFôJè%n<Î)Ío4qn=¢Á9$#(#qè=Å¡øî$$sùöNä3ydqã_ãröNä3tƒÏ÷ƒr&urn<Î)È,Ïù#tyJø9$#(#qßs|¡øB$#uröNä3ÅrâäãÎ/öNà6n=ã_ör&urn<Î)Èû÷üt6÷ès3ø9$#4bÎ)uröNçGZä.$Y6ãZã_(#r㍣g©Û$$sù4bÎ)urNçGYä.#ÓyÌó£D÷rr&4n?tã@xÿy÷rr&uä!%y`Ótnr&Nä3YÏiBz`ÏiBÅÝͬ!$tóø9$#÷rr&ãMçGó¡yJ»s9uä!$|¡ÏiY9$#öNn=sù(#rßÅgrB[ä!$tB(#qßJ£JutFsù#YÏè|¹$Y6ÍhŠsÛ(#qßs|¡øB$$sùöNà6Ïdqã_âqÎ/Nä3ƒÏ÷ƒr&urçm÷YÏiB4...........
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakitatau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. QS. Al-Maidah (5:6)
žwÿ¼çm¡yJtƒžwÎ)tbr㍣gsÜßJø9$#ÇÐÒÈ
Artinya: “ Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan “ QS. al-Waqi’ah (56:79)
Setiap perintah Allah atau larangan Allah pada hakikatnya mengandung hikmah yang sangat berharga.Thaharah memiliki hikmah yang banyak.Kita hanya bisa memetik ibrah dan hikmah dari apa yang telah ditetapkan Allah Swt melalui syariat-syariatnya. Hikmah tersebut bukanlah tujuan dari pelaksanaan sebuah syariat melainkan hanya menjadi buah dan hadiah dari Allah Swt.
Adapun hikmah thaharah secara umum antara lain:
Ø  Thaharah termasuk tuntunan fitrah. Fitrah manusia cenderung kepada kebersihan dan membenci kotoran serta hal-hal yang menjijikkan.
Ø  Beribadah kepada Allah dalam keadaan suci. Allah menyukai orang-orang yang gemar bertaubat dan orang-orang yang bersuci.
Ø  Memelihara moral terutama kehormatan dan harga diri. Islam sangat menginginkan, agar orang muslim menjadi manusa terhormat dan punya harga diri di tengah kawan-kawannya.
imageØ  Memelihara kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara manusia dari berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering tersebar disebabkan oleh kotoran.Prof Dr Jamieson, seorang pakar kesehatan Jerman mengatakan bahwa mencuci badan dan mandi sangat menguntungkan bukan saja untuk membersihkan tetapi juga menguatkan kulit dan menyegarkan badan serta merangsang alat-alat  pencernaan dalam pertukaran-pertukaran zat. Menguatkan kulit sangatlah penting, karena dapat menghindarkan sejumlah penyakit seperti pilek, radang kerongkongan, batuk, radang paru-paru, dan sebagainya. Satu-satunya cara untuk menguatkan kulit adalah membasahi atau membasuh kulit badan dengan air dingin setiap hari.
Ibadah wudhu tampaknya sepele dan mudah dilakukan sehingga banyak umat Islam yang memandangnya biasa-biasa saja. Padahal, bila wudhu dikerjakan tidak sempurna, shalatnya pun tidak akan diterima (HR Bukhari No 135 dan Muslim No 224-225).Kendati sederhana, manfaatnya sangat besar.Itulah yang dibuktikan oleh para ahli kesehatan dunia.Salah satunya adalah Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater sekaligus neurolog berkebangsaan Austria.Ia menemukan sesuatu yang menakjubkan dalam wudhu karena mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh manusia. Karena keselarasan air dengan wudhu dan titik-titik syaraf, kondisi tubuh senantiasa akan sehat. Dari sinilah ia akhirnya memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels(Repulika online, 7 September 2010)
Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya Lentera Hidup menuliskan keutamaan wudhu."Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan mengerjakan shalat.Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan memperbaruinya.Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu.Mencuci muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya berbuat dosa ketika melihat, berkata dan makan.Mencuci tangan dengan air dalam hati dirasa seakan-akan membasuh tangan yang telanjur berbuat salah.Membasuh kaki dan lain-lain demikian pula.Mereka memperbuat hikmat-hikmat itu meskipun dalam hadis dan dalil tidak ditemukan.Tujuannya supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, sementara batinnya masih tetap kotor. Hati yang masih tamak, loba, dan rakus, kendati sudah berwudhu, menunjukkan wudhunya lima kali seharisemalam itu tidak berbekas dan tidak diterima oleh Allah SWT, dan shalatnya pun tidak akan mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan fakhsya' (keji) dan mungkar (dibenci).Buya Hamka menambahkan, wudhu itu dapat menyehatkan badan. "hidup ini bukan untuk mencari pujian dan bukan pula supaya kita paling atas dalam segala hal. Meskipun itu tidak kita cari, kalau kita senantiasa menjaga kebersihan, kita akan dihormati orang juga."
Berwudhu dengan cara yang benar akan mencegah pelakunya dari segala penyakit. Bila kita mencermati dan mempelajari sejarah hidup Rasulullah SAW, seperti yang diungkapkan Muhammad Husein Haykal dalam bukunya Hayatu Muhammad, sepanjang hidupnya Rasulullah SAW tak pernah menderita penyakit, kecuali saat sakaratul maut hingga wafatnya. Hal ini menunjukkan bahwa wudhu dengan cara yang benar niscaya dapat mencegah berbagai macam penyakit.
Selain kebersihan individu, Al-Qur’an juga menjelaskan pentingnya kebersihan dan kesucian lingkungan, Allah berfirman: QS. Al-Hajj (22:26)
øŒÎ)ur$tRù&§qt/zOŠÏdºtö/\}šc%s3tBÏMøt7ø9$#br&žwñÎŽô³è@Î1$\«øx©öÎdgsÛurzÓÉL÷t/šúüÏÿͬ!$©Ü=Ï9šúüÏJͬ!$s)ø9$#urÆìž29$#urÏŠqàf¡9$#ÇËÏÈ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud”.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan nabi Ibrahim dan umatnya agar mentauhidkan Allah, tidak mempersekutukannya dengan sesuatupun, membersihkan Ka’bah dari segala macam perbuatan yang mengandung unsur syirik, menyucikannya dari segala macam najis dan kotoran, menjadikan Ka’bah sebagai pusat peribadatan bagi orang-orang yang beriman. Hal ini juga menunjukkan kepada umat Islam secara umum bahwa lingkungan kita hendaknya suci dan bersih dari segala kotoran baik yang berupa fisik seperti najis atau non fisik seperti kemusyrikan dan perilaku yang negative.
2.   Olah raga dan latihan (Riyadhah)
Kebijakan teologis menetapkan integrasi antara kemestian melaksanakan ibadah dengan ragam latihan-latihan  yang istimewa pada saat seorang muslim memenuhi panggilan Tuhannya. Ibadah yang terpenting dalam hal ini adalah shalat, puasa dan ibadah haji.Selain itu, al-Qur’an juga mendorong manusia untuk mempraktekkan latihan-latihan lain seperti memanah, berenang dan menunggang kuda.
a.   Shalat: Integrasi ibadah dan latihan fisik-spiritual.
Ibadah shalat pada dasarnya merupakan sarana komunikasi untuk mendekatkan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.Dalam hal ini, ibadah shalat memiliki pengaruh terapis terhadap manusia, terlebih terhadap mereka yang hatinya hancur, bersedih lantaran dihimpit kesulitan, atau merasa jiwanya terganggu dan tertekan.Ibadah shalat menjadikan ruh kita tenang dan pikiran kita damai serta menjadi langkah awal yang tulus dalam upaya menghentikan segenap kejahatan dan kebiasaan buruk seseorang. Dan pada gilirannya, ia akan menggantikannya dengan pelbagai tindakan positif dan bermanfaat. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan masalah Shalat secara umum, antara lain: QS. Al-Muzzammil 73:20, al-Baqarah 2:238, Al-Hajj 22:77 dan An-Nisa’4:103. Sedangkan teknis pelaksanaan shalat  dibeberkan secara rinci dangamblang oleh Rasulullah dalam beberapa Hadistnya.
Gerakan-gerakan dalam ibadah sholat ternyata juga mempunyai makna secara medis.Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi (bedah tumor) lulusan FK UI dalam bukunya “ Ketika Dokter Memaknai Sholat “ sebagaimana dikutip oleh Tabloid Nurani menjabarkan makna gerakan sholat secara medis, sebagai berikut:
1)   Berdiri lurusadalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
2)   Takbirmerupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis otot yaitu yang menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
3)   Ruku’ memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Ruku’ juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya pengapuran. Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk mencegah keluhan prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan ginjal. Sedangkan penekanan kandung kemih oleh tulang belakang dan tulang kemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening (limfe) fungsi utamanya adalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran di dalam darah.
4)   Sujud mencegah Wasir, mengalirkan getah bening dari tungkai perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dan meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud. Selain itu sujud adalah manifestasi ketotalan kita dalam berpasrah diri kepada Allah, bahwa manusia adalah mahluk yang lemah, seorang hamba yang sudah bisa menikmati sholatnya, maka jiwanya dalam titik nol, dalam kondisi yang paling pasrah dan stabil, seseorang yang dilanda stres akan terlepas dari segala beban kejiwaan dalam posisi ini.
5)   Duduk antara 2 sujuddapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.
6)   Salambermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher dan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.

b.   Menunaikan ibadah haji
Hajisebagairukun atau tiang agamaIslam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa merupakan bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu baik dari segi material, fisik, dan keilmuan dengan berkunjung dan melaksanakan  rukun, syarat, wajib dan sunnah haji di beberapa tempat di Arab Saudi pada musim haji (bulan Dzulhijjah). Keutamaan haji bagi kaum muslimin di seluruh dunia, khususnya bagi yang melaksanakannya dengan mengharap ridho Allah adalah sangat besar. Menunaikan ibadah haji merupakan suatu ibadah yang banyak menggunakan kekuatan dan kesehatan fisik seseorang selain dari kemampuan untuk melaksanakannya dari segi finansial. Untuk itulah pentingnya bagi kita mengenal dan memahami hikmah haji, antara lain:
1)   Meneguhkan dan meningkatkan keimanan
Pada pelaksanaan ibadah haji ini tentunya seluruh umat Islam di dunia berkumpul dalam satu tempat yang mulia dan dimuliakan untuk satu tujuan yaitu menjalankan salah satu rukun Islam dan beribadah mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala untuk meneguhkan dan meningkatkan keimanan kita.
2)   Membersihkan dosa
Kita sebagai umat manusia tentunya tidak akan terlepas dari dosa, lupa dan khilaf. Mengerjakan ibadah haji merupakan kesempatan untuk bertaubat dan meminta ampun kepada Allah,karena di Mekkah dan Madinah ada beberapa tempat mustajab yang bisa kita manfaatkan sebaik-baiknyauntuk berdoa dan bertaubat. Selain itu orang yang hajinya mabrur akan diampuni dosanya dan dapat pahala surga dari Allah SWT.
3)   Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Psikis
Haji akan melatih pelakunya untuk meningkatkan kesehatan fisik melalui rukun, wajib,  syaratdan sunah haji, antara lain thawaf, sa’i , wukuf dan melempar jumrah. Semuanya jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menjadikan fisik kita semakin sehat dan kuat. Selain itu psikis kita juga makin mantap karena haji melatih kedisiplinan, kejujuran, kesabaran, dan solidaritas kepada sesamamanusia.

c.    Memanah dan berkuda
Memanah dan menunggang kuda merupakan skill yang harus dikuasai umat Islam dalam rangka membela agama Islam.Selain itu juga dapat meningkatkan kesehatan fisik, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Anfal 8:60:
(#rÏãr&urNßgs9$¨BOçF÷èsÜtGó$#`ÏiB;o§qè%ÆÏBurÅÞ$t/ÍhÈ@øyÜø9$#šcqç7Ïdöè?¾ÏmÎ/¨rßtã«!$#öNà2¨rßtãurtûï̍yz#uäur`ÏBóOÎgÏRrߊŸwãNßgtRqßJn=÷ès?ª!$#öNßgßJn=÷ètƒ4……..
Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya”.
Hal ini juga dipertegas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang menyebutkan bahwa Nabi memerintahkan kepada kita agar mengajari anak-anak kita berkuda, berenang dan memanah.Ketiga aktifitas tersebut memiliki banyak hikmah yang berkaitan dengan kesehatan,  antara lain:
1)   Berkuda : Bentuk lekuk tubuh belakang  (tempat yang diduduki), sangat baik untuk merawat segala tulang belakang manusia. Saat pergerakan galloping yaitu saat kuda melompat dan berlari menyebabkan pergerakan vertebra tulang belakang yang bersentuhan dalam kondisi harmonis, dan merangsang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah diurut.
2)   Berenang: Saat berenang, mental, fisik, segala otot dan tulang rangka digerakkan untuk membuat satu gerakan yang terkoordinasi  antara dua kaki dan dua tangan, selain meningkatkan stamina tubuh.
3)   Memanah melatih kita agar bisa mengendalikan emosi untuk menempatkan target pada satu sasaran, menitikberatkan keseimbangan tubuh dan melatih konsentrasi serta focus pada tujuan.
3.   Mengkonsumsi Makanan yang halal, bergizi dan tidak berlebihan.
Bagi seorang muslim, makanan bukan sekedar pengisi perut dan penyehat badan saja, sehingga diusahakan harus sehat dan bergizi, tetapi di samping itu juga harus halal. Baik halal pada zat makanan itu sendiri, yaitu tidak termasuk makanan yang diharamkan oleh Allah, dan halal pada cara mendapatkannya. Di dalam Al-Quran  Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya yang beriman dan yang kafir agar mereka makan makanan yang baik lagi halal, sebagaimana firman-Nya:
$ygƒr'¯»tƒâ¨$¨Z9$#(#qè=ä.$£JÏBÎûÇÚöF{$#Wx»n=ym$Y7ÍhsÛŸwur(#qãèÎ6®Ks?ÏNºuqäÜäzÇ`»sÜø¤±9$#4¼çm¯RÎ)öNä3s9ArßtãîûüÎ7BÇÊÏÑÈ
Artinya: “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu “. (QS. Al-Baqarah 2:168)
Dan firman-Nya pula:
$ygƒr'¯»tƒšúïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=à2`ÏBÏM»t6ÍhŠsÛ$tBöNä3»oYø%yu(#rãä3ô©$#ur¬!bÎ)óOçFZà2çn$­ƒÎ)šcrßç7÷ès?ÇÊÐËÈ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”. (QS. Al-Baqarah 2:172)
Dalam menafsirkan ayat di atas, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata: “Perintah ini (yakni memakan makanan yang halal lagi baik) ditujukan kepada seluruh manusia, baik seorang mukmin ataupun kafir. Mereka diperintahkan memakan apa yang ada di bumi, baik berupa biji-bijian, buah-buahan, dan binatang yang halal. Yaitu diperolehnya dengan cara yang halal (benar), bukan dengan cara merampas atau dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan. Dan Tayyiban (yang baik) maksudnya bukan termasuk makanan yang keji atau kotor, seperti bangkai, darah, daging babi, dan lainnya”. (Tafsir Taisir Karimirrahman, hal. 63).
Al-Quran   juga  mengingatkan,  agar kita tidak berlebih-lebihan ketika makan  dan  minum.  Allah  tidak  senang  kepada   orang   yangberlebih-lebihan, yakni melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan, sebagaimana firman Allah:
ûÓÍ_t6»tƒtPyŠ#uä(#räè{ö/ä3tGt^ƒÎyZÏãÈe@ä.7Éfó¡tB(#qè=à2ur(#qç/uŽõ°$#urŸwur(#þqèùÎŽô£è@4¼çm¯RÎ)Ÿw=ÏtätûüÏùÎŽô£ßJø9$#ÇÌÊÈ
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS Al-A'raf  7: 31).
               Peringatan  tersebut  dijelaskan  oleh  Rasulullah Saw.dengan sabdanya,Tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra putri Adamlebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi putra Adambeberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya.Kalaupunharus dipenuhkan, maka sepertiga untuk makanannya,seperti lagi untuk minumannya, dan sepertiga sisanyauntuk pernafasannya (HR. Al-Tirmidzi).
                    Pada dasarnya semua makanan boleh dikonsumsi kecuali kalau makanan itu bangkai,  darah yangmengalir, atau daging babi, karena sesungguhnya semuaitu rijs / kotor (QS. Al-An'am 6: 145).
@è%HwßÉ`r&Îû!$tBzÓÇrré&¥n<Î)$·B§ptèC4n?tã5OÏã$sÛÿ¼çmßJyèôÜtƒHwÎ)br&šcqä3tƒºptGøŠtB÷rr&$YByŠ%·nqàÿó¡¨B÷rr&zNóss99ƒÍ\Åz¼çm¯RÎ*sùê[ô_Í÷rr&$¸)ó¡Ïù¨@Ïdé&ÎŽötóÏ9«!$#¾ÏmÎ/4…………………
Artinya:  Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah".
               Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab kata  rijs  diartikan  sebagai  keburukan  budi  pekerti  ataukebobrokan  mental.  Pendapat  serupa  dikemukakan antara lainoleh seorang  ulama  kontemporer  Syaikh  Taqi  Falsafi  dalambukunya  Child  between  Heredity and Education, yang mengutippendapat Alexis Carrel dalam bukunya Man the Unknown.  Carrel,peraih  hadiah  Nobel  bidang  kedokteren  ini,  menulis bahwapengaruh campuran kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadapaktivitas  jiwa  dan  pikiran  manusia  belum diketahui secarasempurna, karena belum diadakan eksperimen  dalam  waktu  yangmemadai.  Namun  tidak  dapat diragukan bahwa perasaan manusiadipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan.
Dalam sebuah hadits, Nabi memberikan ancaman masuk neraka kepada siapa saja yang mengkonsumsi makanan yang haram, sebagaimana sabda beliau:
أَيُّمَا لَحْمٍ نَبَتَ مِنَ الْحَرَامِ فَالنَّارُ أَوْلَى له
Artinya: “Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu (makanan) yang haram, maka neraka lebih pantas (sebagai tempat tinggal) baginya”.
Demikian pula orang yang mengkonsumsi makanan yang haram, ia terancam ibadah (doa)nya tidak diterima dan dikabulkan oleh Allah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi  menceritakan ada seorang laki-laki yang sedang musafir rambutnya kusut dan penuh debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit sembari berdo’a: “Wahai Tuhanku , wahai Tuhanku, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya diisi dengan makanan yang haram, maka kata Rasulullah : “Bagaimana mungkin permohonannya dikabulkan? (HR. Muslim II/703 no.1015)
4.   Membaca Al-Qur’an dan mendengarkan bacaannya
Al-qur’an menyebut dirinya sebagai ‘penyembuh penyakit’, yang oleh kaum Muslimin diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik. Kesembuhan menggunakan Al-qur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya.Hal ini dijelaskan dalam QS.ÉAl-Isra’: 17:82:
ãAÍit\çRurz`ÏBÈb#uäöà)ø9$#$tBuqèdÖä!$xÿÏ©×puH÷quurtûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 Ÿwur߃ÌtƒtûüÏJÎ=»©à9$#žwÎ)#Y$|¡yzÇÑËÈ
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäûÈõuKôÜs?urOßgç/qè=è%̍ø.ÉÎ/«!$#3Ÿwr&̍ò2ÉÎ/«!$#ûÈõyJôÜs?Ü>qè=à)ø9$#ÇËÑÈ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” .(Q.S. Ar Ra’du, 13: 28).
#sŒÎ)ur˜Ìè%ãb#uäöà)ø9$#(#qãèÏJtGó$$sù¼çms9(#qçFÅÁRr&uröNä3ª=yès9tbqçHxqöè?ÇËÉÍÈ
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.(QS. Al A’raf, 7: 204)
Cara Memelihara Kesehatan menurut Islam
Kaidah-kaidah memelihara kesehatan yang dijelaskan oleh Al Qur’an dan Al Hadits dapat dibagi menjadi tiga :
1). Menjaga Kesehatan. Allah mengisyaratkan dalam firmanNya, yang artinya:
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS Al Baqarah:184).
Imam lbnu Qayyim mengatakan, “Dalam ayat ini, Allah membolehkan berbuka bagi orang yang sakit, karena alasan sakitnya. Dan bagi orang yang bepergian karena berkumpulnya kesusahan-kesusahan yang akan menyebabkan lemahnya badan, sehingga Allah membolehkan orang yang bepergian untuk berbuka, untuk memelihara kekuatan mereka dari hal-hal yang bisa melemahkannya.”
2). Menjaga (diri) dari hal-hal yang membahayakan. Kaidah ini telah diisyaratkan Allah dalam firmanNya, yang artinya:
Dan jika kamu sakit atau sedang dalam pejalanan (safar) atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). (QS An Nisa’: 43).
Dalam ayat ini Allah membolehkan orang yang sakit untuk menggunakan debu yang suci dan tidak menggunakan air, demi menjaga badan dari hal-hal yang bisa membahayakannya.
Disini juga terdapat peringatan agar menjaga diri dari setiap hal yang bisa membahayakan, baik dari dalam maupun dari luar.
3). Membuang zat-zat yang rusak. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah dalam firmanNya, yang artinya:
Jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajib atasnya membayar fidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah atau berkorban.(QS Al Baqarah:196).
Dalam ayat ini Allah membolehkan orang yang sakit atau yang ada gangguan di kepalanya, seperti: kutu, rasa gatal, atau yang lainnnya; maka boleh baginya memotong rambutnya walaupun sedang dalam keadaan ihram, untuk menyingkirkan zat-zat yang menyebabkan penyakit di kepalanya.Jadi, menahan zat-zat yang rusak di dalam badan menjadi sebab ulama timbulnya penyakit-penyakit ganas.Para dokter dan ulama’ menyebutkan -seperti Ibnul Qayyim dan yang lainnya-bahwa ada sepuluh hal, yang jika ditahan bisa menimbulkan penyakit ganas. Yaitu: darah apabila tekanannya naik, mani jika telah memuncak (tak tersalurkan), air kencing, berak, kentut, muntah, bersin, mengantuk, lapar, dan haus. Masing-masing dari sepuluh macam ini, apa bila ditahan akan mengakibatkan penyakit sesuai dengan kadarnya. (Kaidah-Kaidah Thibbun Nabawi,Syaikh Muhammad bin Musa Al Nashr)

Penutup
Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam telah meletakkan fondasi terpenting dalam membangun dan meningkatkan kualitas kesehatan secara sempurna baik bagi individu maupun masyarakat.Dalam konteks  kesehatan  ditemukan  sekian  banyakpetunjuk  al-Qur’an dan al-Hadits  yang pada dasarnyamengarah pada upaya pencegahan.Di antara petunjuk tersebut, yaitu: kebersihan (النظافة), olahraga dan latihan (الرياضة), mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, bergizi dan tidak berlebihan, serta membaca al-Qur’an dan mendengarkan bacaannya.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia telah menunjukan kemampuannya dalam mencetak kader-kader ulama dan telah berjasa turut mencerdaskan masyarakat Indonesia serta menjadi pusat kegiatan pendidikan yang berhasil menanamkan semangat kewiraswastaan dan semangat kemandirian.Diharapkan para santri, pemimpin dan pengelola pondok pesantren, tidak saja mahir dalam aspek pembangunan moral dan spiritual dengan intelektual yang bernuansa agamis, namun dapat pula menjadi motivator dan inovator dalam pembanguan kesehatan, serta menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitarnya.Sekian, semoga bermanfaat.Amin.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top