Header

Header


Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).
Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang-orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba-tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.
Setelah dikuburkan dan orang-orang mulai meninggalkannya, datanglah dua malaikat.
Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.
Tetapi si tampan itu berkata,” Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan untuk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”
Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Alquran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan. Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”
Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. ( Himpunan Fadhilah Amal : 609)
Allahuakbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadis ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al qur'an yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al qur'an akan menuntut kita.
Allah… terimalah bacaan Al qur'an kami. Sempurnakanlah kekurangannya.
Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al qur'an adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah SWT. Upaya agar mendapatkan syafaat Al qur'an tentu saja dengan mendekatkan diri kepada Al qur'an. Salah satu cara yang sangat baik dalam “memaksa” kita untuk dekat dengan Al qur'an adalah dengan membaca, menghafalkan serta berusaha mengamalkannya.
Dengan berniat membaca, menghafal serta mengamalkam Al qur'an hati kita seakan-akan terpanggil untuk selalu memegang Al qur'an. Ada tanggung jawab yang membuat kita merasa “bersalah” jika tidak memegang Al-Qur’an.
Walaupun mungkin sekedar membacanya.
Pada akhirnya kita mau tidak mau “dipaksa” untuk mendekat kepada Al:qur'an. Dapat dikatakan dengan menghafalkan Al qur'an kita telah mengikatkan diri dengan Al-Qur’an. Sesibuk apapun kita, kita dipaksa untuk selalu dekat Al qur'an. Dan itu sungguh bukan termasuk “pemaksaan” yang aniaya. Melainkan pemaksaan yang penuh kebaikan.
Semoga hadits di atas menjadi cambuk bagi kita ketika rasa malas menerpa kita. Semoga Allah dengan kemuliaanNya menjadikan Al qur'an sebagai syafa’at bagi kita, bukan sebagai penuntut kita.
Semoga Al qur'an menjadi “teman” bagi kita ketika tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat menemani kita. Aamiin.
Mari Membaca ,menghafal Al qur'an.serta mengamalkannya.
Semoga manfaat&berkah
Wallahua'lam.

By: Dauroh Tahfidz Nasional

0 komentar:

Post a Comment

 
Top